Jumat, 04 Juli 2014

Dua Pertanyaan..


"A man with dreams needs a woman with vision. Her perspective, faith, and support will change his reality. If she doesn't challange you, then she's no good for you. Men who want to stay ordinary will tell you not to have expectations of them. Men who want to be great will expect you to push them, pray with them, and invest in them."
_Unknown_


"You educate a man. You educate a man. You educate a woman. You educate a generation."
_Brigham Young_

***

Sederhana. Saya menyebutnya pertanyaan sederhana. Pertanyaan yang sangat saya inginkan jawabannya dari saudara-saudara saya.

Pertanyaan 1:
"Seperti apakah laki-laki memandang sebuah pernikahan?"

Pertanyaan 2:
"Harapan apa terhadap istrinya kelak? Istri yang pandai mencari uang alias wanita karier? Istri yang membaktikan seluruh hidupnya menjadi Ibu rumah tangga? Ataukah di antara keduanya: ibu rumah tangga yang pinter bantu cari uang.. hhee?"

Namun, ternyata dari sekian banyak laki-laki yang ada di grup whatsaap tak menjawab. (Kecewa, iya. Konyolnya, ini malah semakin menguatkan hipotesis saya. Hipotesis yang terlalukah?). Beruntung, ada seorang yang menjawab pertanyaanku. Dia adalah saudara termuda di keluarga OOW. (Dia paling semangat pengin cepet nikah lhooo.. Ah, jadi merasa malu aku). Mau tahu jawabannya?


***
Pertanyaam 1:
Pengin nikah karena itu..
1. Salah satu ibadah yang disunnahkan Rasulullah SAW
2. Ada hadits yang berbunyi, "Seburuk-buruk orang yang meninggal dunia yaitu yang meninggal dalam keadaan masih bujang."
3. Agar diri lebih terjaga.... Laki-laki kan susah menjaga pandangan dan tingkah polah ^_^"
4. Menyalurkan fitrah dengan cara yang benar, nikah bukan pacaran. (kena sandal nyasar, plaak..)
5. Membangun keluarga yang baik dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar kita.
6. Membangun keluarga yang selalu saling ingat-mengingatkan dalam ketaatan kepada-Nya.
7. Meneruskan keturunan.
8. Dan karena banyak manfaat dalam pernikahan.
(Weeew, ternyata banyak banget yaaa...hihhihi...padahal saya tidak bertanya tentang alasan mengapa pengin nikah lhooo.. peace.. ^_^". Tapi, setidaknya jawaban ini 'nyeyem2i' hati saya. Ada yang mau menjawab ^^)

Pertanyaan 2:
"Jadi pendidik anak-anak ^_^"

***
Untuk semua alasan yang dikemukakan saudara saya di atas, saya sangat setuju. Namun, sebenarnya saya sebagai seorang wanita masih menginginkan adanya second opinion atas pertanyaan ini. Toh menurut saya, tak ada yang salah dengan semua jawaban yang muncul. Hehehe.. (Gak aneh kan saya bertanya gini?)

Oke, lantas seperti apa saya memandang sebuah pernikahan?
Saya memandang bahwa sebuah pernikahan adalah laiknya investasi. Truly investment, long long investment. Investasi yang tidak akan pernah rugi jika kita mempersiapkannya dengan benar. Cukuplah sekali ucap ijab qobul dan teken tanda-tangan di atas perjanjian kokoh, untuk kemudian memetik hasilnya berkali-kali dan permanen. Berkali-kali dan permanen, catat. Tentu saja hasil yang berkali-kali dan permanen ini tidak akan kita peroleh dalam setahun, dua tahun, tapi lewat jalan juang bertahun-tahun. Jalan juang dari titik nol menuju tercapainya titik visi misi pernikahan. Jalan juang yang sedikit banyak akan menggerus energi, cinta, pikiran, waktu dan hati. Jalan juang yang ditempuh secara bersama dan semoga menjadi pengingat untuk tetap bersama. Maka, menikah tidak cukup sekedar modal niat atau cinta yang hadir di antara kedua insan.. tapi menikah membutuhkan visi dan misi yang jelas. Menikah membutuhkan modal besar: kekuatan niat, keluasan hati, keluasan ilmu, dan tentu saja materi yang cukup -cukup tak berarti harus mapan dulu ya.

Pandangan saya mengenai menikah adalah sebuah investasi erat kaitannya dengan pertanyaan kedua. Yap, saya berharap saat itu ada yang menjawab dengan kata kunci "passive income". Hehhee, ternyata belum ada :D :D :D

***
"Saya ingin istri saya menjadi ibu rumah tangga sejati: melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan ibu sepenuh hati. Istri yang selalu taat dan mensupport saya. Ibu yang menjadi guru pertama dan terbaik bagi anak-anak saya. Maka saya akan bekerja keras untuk keluarga saya, melaksanakan kewajiban saya sebagai suami dengan sebaik-baiknya. Namun, saya tidak memungkiri bahwa saya juga harus menumbuhkan kemandirian istri saya. Jadi, ada saya atau tidak nantinya, saya ingin dia tetap kuat dalam mengantarkan anak-anak (passive income dunia akhirat) kami menggapai impian. Oleh karena itu, saya akan membuat ruang gerak bagi istri saya untuk berkarya. Bukan berkarir, bukan bekerja di luar rumah yang menghabiskan banyak waktu. Maka saya akan memfasilitasi istri saya untuk berkarya dari rumah. Yes, memfasilitasinya untuk meraih passive income agar passive income kami terjaga dan terabadikan."

Begitulah.. Ada tidak yaaa besok yang mau bilang seperti itu kepada saya =)


Note: 
Passive income bisa berarti penghasilan yang terus akan mengalir tanpa bekerja aktif; harta yang bermanfaat; menulis; anak-anak yang sholih/sholihah. 



_Salam OOW 5 yang ingin menjadi Great Wife, Mom and Teacher_





Tidak ada komentar:

Posting Komentar