Sengaja. Begitulah, ketika OOW memutuskan untuk membangun 25 bangun segi enam yang berwarna-warni ini. Mengabadikan 25 Juni sebagai salah satu hari bersejarah OOW. Hari lahir, setahun silam. K-o-k b-i-s-a?! P-e-n-t-i-n-g?! Jelas bisa, namanya saja Ono-Ono Wae. Penting atau tidak penting, mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Bukankah sejarah hidup anak manusia dimulai ketika ia terlahir di dunia?! Kemudian lambat laun bergelut dengan sang waktu dan dinantikan karya terbaiknya. Yang kelak akan tertorehkan di lembar sejarah dengan tinta emas. Pun demikian harapan untuk OOW..
Mengapa kemudian bangun segi enam yang dipilih OOW untuk edisi pertama ini?! Sekali lagi, sengaja dan dengan alasan. Walau sebenarnya ada unsur 'mencari-cari yang berangka enam' agar serasi disandingkan dengan angka 25. Namun, mari kita lupakan sejenak angka 25 dan fokus ke angka enam. Angka 25 sudah terwakili oleh jumlah lembar-lembar ini.
***
Tentu kita mengenal makhluk mungil penghasil madu. Yup, lebah madu. Makhluk mungil yang sangat menakjubkan ini hidup sebagai koloni dalam sarang yang mereka bangun dengan sangat teliti. Dalam tiap sarang terdapat ribuan kantung berbentuk segi enam yang dibuat untuk menyimpan madu. Ratusan lebah saling bekerjasama membangun sarang tersebut dari titik yang berbeda-beda sampai bertemu di tengah-tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun pada tempat dimana mereka bertemu. Luarrr biasa. Bagaimana dengan OOW?!
Kantung-kantung tersebut kemudian diisi dengan bahan yang istimewa, nektar atau cairan manis pada bunga. Ini adalah tugas yang sangat berat, karena untuk memproduksi setengah kilogram madu, harus mengunjungi sekitar empat juta kuntum bunga. Namun, kita sekali lagi dapat melihat kegigihan, kekompakan dan kerjasama yang luar biasa dari koloni lebah madu. Pembagian tugas. Ada yang menjadi lebah pemandu, ada yang menjadi lebah pencari makan. Cara berkomunikasi mereka pun sangat unik, melalui tarian.
Hmmm.. Dari mana lebah-lebah madu itu memperoleh kemampuan berorganisasi yang menakjubkan?! Bagaimana mereka yang tak memiliki kecerdasan atau sarana berpikir mampu bertugas sebagai pencari makanan?! Bagaimana ia dapat berpikir untuk mencari sumber makanan dan kemudian memberitahukannya kepada teman-teman sesarangnya?! Bagaimana ia dapat menciptakan tarian untuk memberitahu yang lain tentang lokasi dan jarak sumber makanan?! Dan bagaimana lebah-lebah dalam sarang mampu memahami arti gerakan dan getaran rumit dari lebah-lebah pemandu?! Subhanallah... Dan itupun belum termasuk pembagian tugas-tugas lain di sarangnya. Pendek cerita, lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi yang luar biasa. Hingga mereka menghasilkan madu yang sangat bermanfaat. Ah, sebenarnya masih banyak yang ingin OOW ceritakan tentang makhluk mungil ini. Namun, alangkah lebih baik jika kita mencari sendiri referensi mengenai mereka, lebih banyak lagi.
Kita, OOW semoga bisa belajar dari lebah madu. Teringat akan sebuah nasihat Rasulullah SAW bahwa kaum mukmin seharusnya bertindak bagai lebah, sesuatu yang tidak merusak tidak pula menyakitkan dan selalu berdaya guna, memberi manfaat bagi sekitarnya. Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan, kecuali yang bermanfaat, dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.. Semoga karya sederhana dari OOW, untuk OOW ini bermanfaat. Salam OOW dahsyat! =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar